Fungisida bahan aktif klorotalonil telah menjadi salah satu andalan dalam dunia pertanian untuk mengatasi berbagai jenis penyakit tanaman. Dalam artikel ini analiswinter.com akan membahas secara lengkap mengenai kegunaan, cara kerja, serta kelebihan dan kekurangan dari fungisida berbahan klorotalonil agar kalian bisa memanfaatkannya secara optimal di lahan pertanian.

Klorotalonil merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam golongan fungisida kontak. Artinya, senyawa ini bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan jamur patogen secara langsung pada permukaan jaringan tanaman. Klorotalonil efektif untuk mengendalikan berbagai penyakit seperti bercak daun, busuk daun, dan embun bulu yang menyerang sayuran, buah-buahan, serta tanaman hortikultura lainnya.

Cara Kerja dan Penggunaan Klorotalonil

Klorotalonil bekerja dengan merusak enzim dan protein penting dalam tubuh jamur penyebab penyakit, sehingga menghambat perkembangbiakan dan penyebarannya. Fungisida ini digunakan secara preventif, bukan kuratif, sehingga waktu aplikasi sangat penting. Idealnya, aplikasi dilakukan sebelum gejala penyakit muncul atau saat kondisi lingkungan mendukung perkembangan jamur (kelembaban tinggi dan suhu hangat).

Berikut ini adalah contoh dosis umum penggunaan klorotalonil:

TanamanPenyakit yang DikendalikanDosis Aplikasi
TomatBercak daun, busuk daun2-3 gram/liter air
KentangHawar daun1,5-2 gram/liter air
CabaiAntraknosa, bercak daun2 gram/liter air
Semangka/MelonEmbun bulu2-2,5 gram/liter air

Pastikan untuk membaca label produk dan mengikuti petunjuk penggunaan yang sesuai agar hasilnya maksimal serta aman bagi lingkungan dan manusia.

Contoh Produk Fungisida Klorotalonil di Pasaran

Berikut beberapa produk fungisida berbahan aktif klorotalonil yang terpercaya dan tersedia di pasaran:

  1. Petronil 75 WP – PT Petrosida Gresik
    • Bahan aktif: Klorotalonil 75%
    • Formulasi: Tepung yang dapat disuspensikan (WP)
    • Kegunaan: Mengendalikan bercak daun, antraknosa, dan hawar daun
  2. Phytoklor 82,5 WG – Nufarm Indonesia
    • Bahan aktif: Klorotalonil 82,5%
    • Formulasi: Granul yang dapat disuspensikan (WG)
    • Kegunaan: Untuk kentang, bawang merah, kelapa sawit, mangga, dan tomat
  3. Daconil 75 WP – SDS Biotech Japan
    • Bahan aktif: Klorotalonil 75%
    • Formulasi: Tepung yang dapat disuspensikan (WP)
    • Kegunaan: Mengendalikan bercak daun, busuk daun, dan cacar daun
  4. Supranil 75 WP
    • Bahan aktif: Klorotalonil 75%
    • Formulasi: Tepung yang dapat disuspensikan (WP)
  5. Dapper 75 WP
    • Bahan aktif: Klorotalonil 75%
    • Formulasi: Tepung yang dapat disuspensikan (WP)

Kelebihan dan Kekurangan Klorotalonil

Salah satu kelebihan utama klorotalonil adalah spektrum kerjanya yang luas. Ini membuatnya cocok untuk digunakan pada berbagai jenis tanaman dan penyakit. Selain itu, klorotalonil jarang menyebabkan resistensi karena cara kerjanya yang non-spesifik.

Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Karena bersifat fungisida kontak, klorotalonil tidak diserap oleh jaringan tanaman sehingga perlindungan hanya terbatas pada permukaan yang disemprot. Akibatnya, perlindungan dapat hilang jika terkena hujan atau irigasi. Oleh karena itu, aplikasi ulang secara berkala sangat disarankan.

Kesimpulan

Fungisida bahan aktif klorotalonil adalah pilihan tepat untuk mengendalikan berbagai penyakit tanaman secara preventif. Dengan penggunaan yang tepat dan sesuai dosis, kalian bisa menjaga tanaman tetap sehat dan produktif. Itulah tadi artikel dari analiswinter.com, jika ada hal yang ingin ditanyakan bisa langsung ke kolom komentar.

Categorized in:

Pertanian,

Last Update: Mei 12, 2025