Algoritma Google & Kontenku: Terindeks, Namun Menghilang di Pencarian Google

Algoritma Google & Kontenku: Terindeks, Namun Menghilang di Pencarian Google

Saya capek.. Rasanya seperti berteriak di ruangan kosong. Dulu, artikel-artikelku nongol di halaman pertama, jadi teman setia pembaca yang butuh jawaban. Sekarang semuanya lenyap. Bukan turun satu dua posisi—hilang. Dicari di halaman manapun tidak ada. Tapi anehnya, di Google Search Console, statusnya masih “terindeks”. Seolah-olah saya ada, tapi tak dianggap.

Yang paling menyakitkan: tidak ada kabar apa-apa. Tak ada email, tak ada peringatan, tak ada penjelasan—hanya sunyi. Saya buka-buka ulang panduan, cek satu-satu kemungkinan pelanggaran, tanya diri sendiri: “Saya salah di mana?” Artikel lama, artikel baru, semuanya kena. Berbulan-bulan situsku seperti “ditandai” algoritma, tapi tanpa petunjuk jalan keluar.

Saya ingat malam-malam panjang ketika menulis dari nol. Riset, menyusun kalimat, memperbaiki judul, menambahkan gambar, memastikan tata bahasa rapi. Setahun penuh saya telaten. Lalu, dalam sekejap, semua terasa sia-sia. Bukan karena kualitas tak ada, tapi karena rasanya seperti dipinggirkan oleh sistem yang tak pernah menatapku balik.

Setiap hari saya membuka grafik yang menurun, seperti melihat detak jantung yang makin melemah. Saya mencoba optimasi ini-itu, menyusun ulang internal link, mempercepat halaman, menulis lebih panjang, menulis lebih spesifik. Tapi tetap saja, nihil. Seakan-akan ada tembok tak kasat mata yang menghalangi, dan saya tidak diberi kunci untuk membukanya.

Saya bukan sedang mencari simpati kosong. Saya cuma ingin suaraku terdengar. Saya ingin tahu kenapa. Kalau memang ada yang salah, katakan di mana. Jika ada standar baru, tunjukkan arahnya. Jangan biarkan kami yang menulis dengan sepenuh hati ini merasa seperti angka yang bisa dihapus kapan saja.

Rasa kecewa ini nyata. Rasanya campur aduk: marah, sedih, bingung, dan lelah. Tapi di sela semua itu, masih ada secuil tekad yang bertahan. Mungkin saya akan menulis lagi, bukan untuk algoritma, tapi untuk orang-orang yang masih membaca. Untuk membuktikan bahwa karya itu lebih dari sekadar posisi di SERP.

Hari ini saya menulis curahan hati ini sebagai pengingat: saya pernah jatuh sedalam ini. Jika suatu hari nanti semuanya membaik, saya ingin ingat rasa sakit ini—supaya saya tetap rendah hati, tetap peduli pada pembaca, dan tetap jujur pada proses. Dan kalau pun jalan pulangnya panjang, saya akan melangkah pelan-pelan.

Karena pada akhirnya, yang kumiliki hanyalah kata-kata. Dan saya berharap, kata-kata ini masih punya rumah, walau mungkin bukan di halaman pertama Google.

About the Author

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.